Kamis, 05 November 2015

Konsep Dasar Geografi



Studi geografi adalah studi keruangan tentang gejala-gejala geografi. Oleh karena itu manusia merupakan salah satu unsur gejal geografi, studi geografi berfokus pada gejala-gejala nyata dalam kehidupan manusia. Gejala geografi tersebut merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan antara faktor fisik dan faktor manusia. Dari hasil studi tersebut, akan terbentuk suatu pola abstrak terhadap permasalahan yang dikaji, pola abstrak tersebut berkenaan dengan gejala geografo yang konkret, sehingga di sebut konsep geografi.
Konsep dasar dalam geografi berlaku terhadap kajian geografi fisik, geografi sosial, atau geografi manusia, maupun geografi regional. 
Nathanael Daldjoeni, seorang geograf indonesia, merumuskan konsep-konsep dasar dalam geografi menjadi:
  1. Penghargaan budaya terhadap bumi
  2. Konsep regional
  3. Interelasi wilayah
  4. Lokalisasi
  5. Interaksi keruangan
  6. Skala wilayah
  7. Konsep perubahan
Seiring perkembangan kajian dan pendidikan geografi di indonesia, para geograf dalam seminar dan lokakarya ikatah geografi indonesia pada tahun 1998 di semarang merumuskan sepuluh konsep esensial geografi, penjelasan untuk tiap konsep tersebut adalah sebagai berikut:

Konsep lokasi

Konsep lokasi terkait dengan kedudukan suatu objek di permukaan bumi, lokasi dapat dibedakan menjadi lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah kedudukan suatu objek berdasarkan posisi terhadap garis lintang dan garis bujur dalam sistem kordinat. Sebagai contoh: kota canberra di austrlia terletak pada kordinat 35018.48’ LS dan 14907.47’ BT. Dilain pihak, lokasi relatif adalah kedudukan suatu objek terkait denga keberadaan objek lainnya. Sebagai contoh: kota tarakan awalnya merupakan bagian dari provinsi kalimantan timur, akan tetapui sekarang termasuk dalam wilayah provinsi kalimantan utara. Lokasi relatif juga buga berpengaruh terhadap nilai suatu objek, contonya, pemukiman yang terletak dekat bandara memiliki akses transportasi yang lebih baik tetapi mengalami gangguan kebisingan.

a. Lokasi Absolut
Lokasi absolute menunjukkan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Untuk menentukan lokasi absolute di muka bumi, digunakan system koordinat garis lintang dan bujur yang biasa disebut letak astronomis. Letak absolute bersifat tetap, tidak berubah, meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya tidak beerubah.

b. Lokasi relatif
Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi serta lazim disebut sebagai letak geografis. Artinya lokasi ini berubah-ubah kaitannya dalam keadaan sekitar.

Konsep jarak
Konsep jarak menyatakan ruang yang terdapat di antara dua objek. Sama halnya dengan lokasi, jarak juga dapat dibedakan menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut adalah jarak yang di ukur dalam satuan panjang seperti meter atau kilometer. Jarak relatif adalah jarak yang di ukur dengan tidak menggunakan satuan panjang, contohnya adalah waktu tempuh dan biaya transportasi. Konsep jarak juga berpengaruh terhadap nilai suatu objek, misalnya harga tanah yang dekat dengan pusat kota akan lebih mahal dibandingkan dengan tana di pinggir kota. Peternakan ayam cenderung mendekati kota sebagai tempat pemasaran, agar telur dan ayam yang dibawa ke tempat pemasaran tidak banyak mengalami kerusakan, dibandingkan apabila peternakan ditempatkan jauh dari kota.

Konsep aksebilitas
Konsep aksebilitas terkait dengan kemudahan untuk mencapai suatu objek, aksebilitas suatu tempat dapat di pengaruhi oleh kondisi medan serta sarana dan prasarana transportasi. Jika suatu tempat sulit diakses maka faktor jarak akan sangat berpengaruh terhadap kondisi tersebut, sebagai contoh beberapa wilayah di papua terletak di pegunungan sehingga hanya dapat diakses menggunakan pesawat. Suatu daerah tidak akan berkembang apabila tidak dapat dijangkau oleh sarana transportasi.

Konsep pola
Konsep pola terkait dengan susunan atau penyebaran fenomena pada ruang muka bumi. Pola-pola tersebut dapat di amati dan di interpretasi serta merupakan hasil dari berbagai proses keruangan. Sebagi contoh, pola pemukiman yang dipengaruhi oleh kondisi tofografi suatu wilayah dan pola aliran sungai dipengaruhi oleh kondisi strutur geologi pada daerah aliran sungai.

Konsep morfologi
Konsep morfologi terkait dengan bentuk muka bumi akibat proses alam dan dipengaruhi pula oleh aktivitas manusia. Sebagai contoh, morfologi suatu wilayah akan terkait dengan tingkat erosi, penggunaan lahan, jenis batuan, dan proses-proses geologi. Morfologi wilayah mempengaruhi keberadaan manusia, contohnya dalam hal penggunaan lahan.

Konsep aglomerasi
Konsep aglomerasi terkait dengan kecendrungan pengelompokan fenomena atau objek pada suatu wilayah, sebagai contoh, pengelompokan industri pada suatu wilayah kota atau pengelompokan komunitas-komunitas penduduk berdasarkan profesi atau daerah asal. Misal: Enam puluh delapan persen industri tekstil Indonesia berada di Bandung.

Konsep nilai kegunaan
Konsep nilai kegunaan terkait dengan manfaat atau kelebihan yang dimiliki suatu tempat atau wilayah, nilai kegunaan ini bersifat relatif karena bergantung pada subjek yang menggunakan, jenis penggunaan, dan waktu. Sebagai contoh: wilayah dengan tanah yang subur akan memiliki manfaat besar bila di gunakan sebagai lahan pertanian. Contoh lainnya: wilayah tepi pantai yang berombak besar akan bernilai lebih jika di gunakan sebagai lokasi wisata selancar.

Konsep interaksi dan interdependensi
Konsep interaksi dan interdependensi terkait dengan kenyataan bahwa keberadaan suatu wilayah akan mempengaruhi wilayah lainnya dan suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Akibatnya, terjadi hubungan dengan wilayah lain dalam bentuk perdagangan, migrasi, atau komunikasi. Ebagai contoh: penduduk di kota membutuhkan beras dan bahan pangan lainnya dari desa, sedangkan penduduk dea membutuhkan produk industri yang di hasilkan di kota. Contohnya: penduduk yang tinggal di suatu kota bermigrasi ke kota lain untuk bekerja.

Konsep diferensiasi wilayah
Konsep diferensiasi wilayah terkait dengan karakteristik yang unik dan khas dari suatu wilayah. Kondisi tersebut dipengaruhi interaksi dinamis dari unsur-unsur keruangan pada wilayah tersebut. Sebagai contoh, wilayah indonesia yang berbentuk kepulauan dan terletak di khatulistiwa akan memiliki iklim yang berbeda di bandingkan wilayah rusia yang terletak di tengah benua asia. Contoh lainnya, tidak semua pulau besar di indonesia memiliki gunung berapi.

Konsep keterkaitan keruangan
Konsep keterkaitan keruangan mengungkapkan bahwa keberadaan dan perkembangan suatu wilayah terjadi karena hubungan dengan wilayah lain. Keterkaitan antar wilayah juga yang mengakibatkan terjadinya fenomena di wilayah lain. Sebagai contoh, kegagalan panen pada wilayah-wilayah pengahasil beras dapat menyebabkan kelaparan atau melambungnya harga beras di wilayah lain. Contoh lainnya, kebakaran hutan yang terjadi di indonesia dapat menyebabkan polusi udara di malaysia dan singapura.
Berdasarkan sepuluh konsep tersebut, seorang ahli geografi akan bekerja pada ruang permukaan bumi. Pokok-pokok lain yang perlu di pahami oleh para ahli geografi sebagai berikut:
  1. Persebaran fenomena-fenomena di permukaan bumi
  2. Hubungan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lain di tempat atau wilayah yang sama.
  3. Hubungan antara fenomena yang satu denga fenomena yang lain di tempat atau wilayah yang berbeda
  4. Efek dari atau lebih fenomena yang ada
  5. Variasi dari satu tempat ke tempat lain
  6. Penyebab suatu fenomena hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu.
  7. Pembauran fenomena keruangan
  8. Gerakan-gerakan fenomena yang bertimbal balik.
  9. Penyebab fenomena muncul tak teratur.
  10. Bentuk jaringan aneka fenomena.
  11. Kepadatan dan pengelompokan fenomena.
  12. Lokasi dan lokalisasi fenomena.
  13. Penyebaran penduduk dan kegiatan penduduk di suatu tempat.
  14. Efek kegiatan penduduk di suatu tempat terhadap tempat lain.
Dengan memahami tiap pokok di atas, para ahli geografi berusaha memahami hal-hal berikut:
  1. Hubungan manusia dengan bumi, termasuk segala keuntungan maupun hambatan bagi kehidupan.
  2. Ketergantungan manusia terhadap ruang permukaan bumi sampai batas-batas tertentu.
  3. Upaya manusia menyelesaikan berbagai macam masalah yang berkaitan dengan ruang dan jarak.
  4. Upaya manusia untuk mengatur dan memanfaatkan kondisi permukaan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar